Ku habiskan hari-hariku dengan beribadah untuk dekatkan diriku pada Tuhan. Tetapi ku juga tak lupa dengan urusanku di dunia. Ku sangat mencintainya, ku tak mau mengecewakannya hanya karena melupakan dan meninggalkan perintahnya. Ku yakin Tuhan juga mencintaiku hingga ia masih memberiku kesempatanku untuk hidup agar ku dapat mencapai tujuanku di dunia sampai benar-benar ku siap tuk rasakan kebahagiaan dan siap bertemu dengan yang kucintai yang utama yang sepanjang hidupku, Tuhan di akhirat.
Umurku sudah hampir menginjak tiga puluh tahun. Rasa iri terus menyelimutiku kepada teman-temanku, tetapi tak pernah ku menyerah tuk hilangkan rasa iri itu. Teman semasa sekolahku, teman semasa kuliahku, teman sesama kerjaku, bahkan teman yang seumur denganku. Mereka rata-rata sudah memiliki pedamping hidup yang sangat membuatku iri. Mereka menjalani jalinan cinta dengan indah dan saling mencintai. Rasanya kerap kali telingaku tak tahan ketika mendengar cerita indahnya menjalin cinta dari teman-temanku. Ku bukanlah orang yang tak pernah jatuh cinta, ku pernah bahkan sudah berkali-kali tak terhitung olehku. Ku bosan tetapi takkan menyerah. Walaupun sebenarnya sering ditinggalkan ya… atau sejenisnya. Belum pernah ku menemui seseorang yang sepenuhnya mencintaiku setulus hati. Tapi ku tak pernah marah sama Tuhan dan dendam padanya, ku yakin pasti tuhan akan segera mangirimkan jodoh untukku.
Mendapat tugas kerja di luar kota, itu sungguh dapat menghibur hatiku yang lagi sendiri ini. Sesampai di kota yang dituju, dengan semangat ku laksanakan segala tugas-tugasku. Dan sesaat ku berasik bekerja dengan banyaknya laporan-laporan di hadapanku. Ada seseorang laki-laki manis dan sikap ramah yang tunjukan padaku, mengahampiriku mengantarkan sebuah dokumen lagi tetapi di tangan kanannya ia membawakanku secangkir teh. Sapa senyumnya sangat mebuktikan dia adalah seseorang yang baik.
“Selamat pagi bak.. pagi-pagi seperti ini sudah kelihatan sibuk sekali, ini saya bawakan secangkir teh hangat untuk bak..” sapanya sembari menaruhkan secangkir teh di atas meja tepat pada hadapanku.
“Bak jauh-jauh datang kesini untuk bekerja bahkan karena begitu uletnya bak sampai tak kenal waktu untuk mengerjakan tugas-tugas bak. Ulet sih.. boleh saja tetapi bak harus memperhatikan juga berapa banyak cairan keringat yang ada di kening bak…” Lalu ia mengusapkannya dengan lembut dan aku sendiri merasa sangat terharu.
“Selamat pagi bak.. pagi-pagi seperti ini sudah kelihatan sibuk sekali, ini saya bawakan secangkir teh hangat untuk bak..” sapanya sembari menaruhkan secangkir teh di atas meja tepat pada hadapanku.
“Bak jauh-jauh datang kesini untuk bekerja bahkan karena begitu uletnya bak sampai tak kenal waktu untuk mengerjakan tugas-tugas bak. Ulet sih.. boleh saja tetapi bak harus memperhatikan juga berapa banyak cairan keringat yang ada di kening bak…” Lalu ia mengusapkannya dengan lembut dan aku sendiri merasa sangat terharu.
Seharian ia sangat peduli dan perhatian padaku selama ku berada di kita ini dan di kantor ini. Kami selau bersama dalam waktu senggang dan bahkan ia suka bercerita tentang kehidupannya.
Tiba hari terakhir di kota itu, dengan kaget ponselku berbunyi. Ku bukan ternyata ada pesan dan kubaca pesan itu. Pesan itu dari laki-laki yang selau bersamaku dan perhatian padaku. Ia ternyata menungguku di muka hotel dimana aku menginap, Ia ingin mengajakku ke danau yang sangat indah di kota itu katanya. Sesampai tiba ku dan dia di danau yang ia katakan itu. Ternyata benar memang indah ku makin tau ia seseorang yang jujur. Tanpa basa-basi ia berkata padaku.
“Aku suka padamu sejak sebelum kau datang di tempat ku bekerja. Ku tau kamu saat ku ada tugas kerja di kantormu. Ku perhatikan dirimu kau adalah seseorang yang ulet dan ramah dan ku selalu khawatir dengan keringat yang selalu membasahi keningmu”
“Maukah kau menikah denganku, saat kau pulang besok ku akan ikut denganmu. Ku ingin menemui orangtuamu dan sesegera ingin melamarmu”
“Aku suka padamu sejak sebelum kau datang di tempat ku bekerja. Ku tau kamu saat ku ada tugas kerja di kantormu. Ku perhatikan dirimu kau adalah seseorang yang ulet dan ramah dan ku selalu khawatir dengan keringat yang selalu membasahi keningmu”
“Maukah kau menikah denganku, saat kau pulang besok ku akan ikut denganmu. Ku ingin menemui orangtuamu dan sesegera ingin melamarmu”
Kami mendapat restu dari orang tua masing-masing dari kami dan dengan bersyukur orang tuaku yakin bahwa ia adalah orang yang baik dan tulus mencintaiku sama seperti seyakin diriku. Terima kasih Tuhan kau berikanku pendamping yang baik akan ku jaga seseorang ini. Dan maafkanlah aku yang pernah marah kepadamu. Tuhan pasti akan juga mencintaiku dan memberi kebahagiaan padaku karena aku cinta Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar